ISLAM: SISTEM SEMPURNA MENGATUR SELURUH ASPEK HUBUNGAN MANUSIA
ISLAM: SISTEM SEMPURNA MENGATUR SELURUH ASPEK HUBUNGAN MANUSIA
Kyai Anwar Abdul Jabbar
Pendahuluan
Islam bukan sekadar agama spiritual yang membahas ibadah ritual. Ia adalah nizhâm al-hayât—sistem hidup yang sempurna, menyeluruh, dan integral. Allah menurunkan Islam untuk mengatur seluruh aspek hubungan manusia: dengan Penciptanya, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesamanya.
Allah Ta‘ala berfirman:
﴿ ٱلۡیَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِینَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَیۡكُمۡ نِعۡمَتِی وَرَضِیتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِینࣰا ﴾
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian, dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Mā’idah: 3)
Kesempurnaan Islam mencakup tiga struktur utama:
1. Hubungan manusia dengan Penciptanya
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3. Hubungan manusia dengan sesamanya
Struktur besar inilah yang dalam ushul fikih disebut qismât asy-syarî‘ah.
---
I. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENCIPTANYA
(Aqidah dan Ibadah)
Inilah fondasi seluruh bangunan Islam. Aqidah adalah asas, ibadah adalah konsekuensinya.
1. Aqidah
Aqidah adalah induk pemikiran (al-fikrah al-kulliyyah) yang menentukan cara pandang seorang muslim terhadap hidup.
Imam al-Ghazali berkata:
«اَلْعِلْمُ بِاللّٰهِ أَصْلُ كُلِّ عِلْمٍ»
“Mengenal Allah adalah pangkal segala ilmu.”
(Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn)
Dalil mengenai kewajiban beriman dengan benar:
﴿ فَاعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ ﴾
“Ketahuilah bahwa tiada Tuhan selain Allah.” (QS. Muhammad: 19)
2. Ibadah
Ibadah adalah bentuk ketundukan pada Allah berdasarkan dalil, bukan hawa nafsu atau adat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هٰذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»
“Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan kami (agama) yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)
---
II. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DIRINYA SENDIRI
(Akhlaq, Pakaian, Makanan)
Islam mengatur manusia sebagai individu agar hidupnya bersih, bermartabat, dan terjaga dari maksiat.
1. Akhlaq
Akhlaq bukan sekadar sopan santun, tapi karakter yang dibentuk oleh syariat.
Nabi ﷺ bersabda:
> «إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلَاقِ»
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
2. Pakaian
Syariat mengatur aurat, adab berpakaian, dan larangan tabarruj.
Allah berfirman:
﴿ یَـٰبَنِیۤ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِینَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدࣲ ﴾
“Wahai anak Adam, pakailah pakaian terbaik kalian pada setiap masjid.” (QS. Al-A‘rāf: 31)
3. Makanan
Islam menghalalkan yang thayyib dan mengharamkan yang kotor.
﴿ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِی ٱلۡأَرۡضِ حَلَـٰلࣰا طَیِّبࣰا ﴾
“Wahai manusia, makanlah yang halal lagi baik.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Imam an-Nawawi dalam al-Majmû‘ menegaskan:
«الطَّيِّبُ مَا لَا يُلْحِقُ الضَّرَرَ بِالدِّينِ وَلَا النَّفْسِ»
“Yang thayyib adalah yang tidak membahayakan agama dan jiwa.”
---
III. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN SESAMANYA
(Muamalah dan ‘Uqubat)
Inilah aspek terbesar dalam syariat Islam dan sering dilupakan ketika Islam direduksi menjadi sekadar akhlaq dan ibadah personal. Padahal sekitar 70% hukum syariah mengatur interaksi sosial, politik, ekonomi, dan pemerintahan.
A. Muamalah
Muamalah mencakup seluruh aturan interaksi manusia, di antaranya:
Sistem politik & pemerintahan
Sistem ekonomi
Sistem sosial & pergaulan
Sistem pendidikan
Syekh Taqiyuddin an-Nabhani menyebut:
«المُعَامَلَاتُ هِيَ أَحْكَامٌ لِمَا يَقَعُ بَيْنَ النَّاسِ مِنْ تَصَرُّفَاتٍ»
“Muamalah adalah hukum-hukum yang mengatur seluruh interaksi antar manusia.”
(Nizhâm al-Islâm)
Contoh dalil yang menetapkan sistem pemerintahan:
> ﴿ وَأَنِ احۡكُم بَیۡنَهُم بِمَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ ﴾
“Berhukumlah di antara mereka dengan apa yang Allah turunkan.” (QS. Al-Mā’idah: 49)
Dalil tentang ekonomi:
﴿ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَیۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاۚ ﴾
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
B. ‘Uqubat (Sistem Sanksi)
‘Uqubat adalah aturan untuk menjaga masyarakat dari kejahatan dan kerusakan moral.
Bidangnya mencakup:
Hudud
Jinayat
Ta‘zir
Mukhalafat
Dalil umum tentang kewajiban menegakkan hukuman:
﴿ وَلَكُمۡ فِی ٱلۡقِصَاصِ حَیَوٰةࣱ ﴾
“Dalam qishash itu ada kehidupan bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah: 179)
Ibnul Qayyim berkata:
«إِنَّ الشَّرِيعَةَ مَبْنِيَّةٌ عَلَى الْحِكْمَةِ وَالْمَصَالِحِ لِلْعِبَادِ»
“Syariah dibangun di atas hikmah dan kemaslahatan bagi hamba.”
(I‘lâm al-Muwaqqi‘în)
---
Kesimpulan
Islam Adalah Sistem Hidup Menyeluruh
Struktur Islam sebagaimana tergambar dalam skema:
Mengikat ruhani (aqidah)
Menyucikan pribadi (akhlak–pakaian–makanan)
Membangun tatanan masyarakat (muamalah–uqubat)
Inilah Islam yang paripurna—yang menata individu, masyarakat, dan negara. Islam tidak terpisah antara politik dan ibadah, antara ekonomi dan akhlaq, antara pemerintahan dan moral. Seluruhnya satu kesatuan.
Allah berfirman:
﴿ ادۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ ﴾
“Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan.” (QS. Al-Baqarah: 208). [KJA]
#IslamKaffah #IslamSistemHidup #SyariatMenyeluruh #KhilafahAjaranIslam #UlamaPesantren #DakwahIdeologis #NgajiIslamMurni #KJAOfficial #KontenIslamViral #FBProCreator
Komentar
Posting Komentar